The Power of Vision-
Menurut Ary Ginanjar dalam buku ESQ-nya, pemimpin pemimpin sukses yang mendunia pasti memiliki visi yang besar dan teguh, karena visi merupakan bahan bakar penyemangat dan autopilot atau kekuatan pendorong sekaligus pembimbing meraih visi itu sendiri. Bagaimana dengan orang yang tak memiliki visi ? Ia tak tahu tujuan hidupnya dan tak pernah memiliki niat dalam bertindak, ia melakukan segala sesuatu atas dasar iseng, ikut ikutan, sehingga kurang kesungguhan. Sebagai Muslim, kita diajarkan memiliki visi yang dituangkan dalam doa, biasanya dibaca sehabis shalat fardu, “Rabbana atina fi dunya hasanah wa fil akhiraati hasanah wakina adzabanaar” Memohon kebaikan di dunia, kebahagiaan di akhirat dan selamat dari siksa neraka. Aa Gym dalam bukunya ‘Kedahsyatan Doa’ mengatakan bacaan tadi merupakan doa yang sempurna, ketika memohon kebaikan akhirat, berarti otomatis menmohon kebahagiaan di dunia juga, intinya, siapa yang akhiratnya ingin selamat, dan menjadikan akhirat tujuannya, dunia otomatis ia dapatkan, karena tak mungkin mengharap surga, dengan perilaku tak diridhoi Allah di dunia. Itulah visi, ketika kita memiliki visi di masa depan, otomatis hari ini juga menjadi step (langkah nyata) untuk mewujudkan visi itu, karena ada pepatah mengatakan,bila engkau ingin tahu masa depanmu, lihatlah dirimu hari ini. John C Maxwell membagi empat tipe manusia berdasar visinya, yang pertama tipe pengembara, ia tak memiliki visi dalam hidupnya, tanpa arah, yang kedua tipe pengikut, ia memiliki visi namun tak mampu meraihnya, mungkin didasari pesimis, kurang ilmu, kurang beruntung. Yang ketiga tipe peraih prestasi, yaitu orang yang memiliki visi pribadi dan ia mampu meraihnya, namun hanya untuk dirinya sendiri, seperti seorang juara olimpyade dunia, ia sebelumnya mempunyai keinginan kuat, dan ia mampu meraihnya. yang terakhir tipe Pemimpin, ia memiliki visi yang luar biasa, ia mampu meraihnya dan ia pun mampu mempengaruhi orang lain untuk mengikutinya meraih visinya itu, itulah empat tipe manusia berdasar visinya, termasuk tipe manakah kita bisa dilihat dari pola fikir kita, obrolan keseharian kita, tingkah laku kita, dan hal lainnya. Nabi Muhammad mengajarkan kita untuk zikrul maut atau mengingat mati, sebenarnya tujuan dari zikrul maut untuk membuat kita menyadari, sebenarnya bukan hanya dunia visi kita, tak cukup dunia kehidupan kita, karena kata Allah dalam firman-Nya, tak lain kehidupan dunia adalah senda gurau belaka, kehidupan dunia adalah sesuatu yang dapat melalaikan manusia dari tugasnya sebagai khalifatul fil ardhi, tak cukup dunia yang sebentar, karena kita memiliki tujuan/visi yang begitu jauh dan tak mudah didapat, yaitu Rido Allah dan surga-Nya di akhirat kelak. Maka dari itu Ary Ginanjar dalam ESQ membagi tiga bagian Visi dalam kehidupan manusia, jangka panjang yaitu masuk surga-Nya Allah, jangka menengah, bangun peradaban manusiawi yang religi dan modern, sebagai eksistensi kekhalifahan manusia, dan yang terakhir lakukan yang terbaik setiap detik, karena hidup terlalu singkat untuk disia sia kan.Wallahu alam
Kevin165@telkom.net
Jumat, 09 November 2007
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar